Samsiar
Yunus
NPM : 072604047
T E K N I K A R S I T E K T U R
U N I V E R S I
T A S K H A I R U N T E R N A T E
2 0 1 1 – 2 0
12
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya
yang insyallah selalu dicurahkan atas kita semua. Dimana atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga kita masih mampu bernapas di muka bumi ini akibat dari dipeliharanya umur kita oleh-Nya.
Shalawat
dan salam kita haturkan kepada sang pencerah sejati, Nabiullah Muhammad SAW
yang mana atas berkat perjuangan gigih beliau sehingga kita saat ini bisa
berada pada suasana ilmiah yang bersandarkan pada keimanan sebagai implikasi
dari syiar Iqra yang beliau dakwahkan.
Dalam
makalah ini akan diuraikan beberapa bahan bangunan yang lazimnya dipakai dalam
proses pembangunan. Dan pembuatan makalah ini bertujuan tidak lain hanyalah
sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah serta sebagai
bahan bacaan untuk menambah refensi untuk basic study saya selaku penulis.
Dalam
penulisan karya ilmiah ini penulis sandarkan pada standar penulisan karya
ilmiah (skripsi) baku yang pakai pada Fakultas Teknik Universitas Khairun
Ternate. Akan tetapi, layaknya manusia yang tak dapat luput dari salah dan
khilaf. Maka dari itu, saran serta kritikan yang bersifat konstruktif sangatlah
diharapkan. Sehingga kualitas karya ilmiah ini mempunyai bobotan ilmiah yang
baik akibat dari koreksi-koreksi dari ahli bidang yang didapat.
Penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada para dosen-dosen Fakultas
Teknik Universitas Khairun Ternate. Dimana atas kesabaran serta kebesaran hati
mereka dalam membimbing penulis selama perkuliahan.
Sebagai
penutup kata pengantar ini penulis hanya bisa berharap semoga sang Maha
Perancang, Allah SWT selalu merahmati kita semua. Sehingga kita semua dapat
lagi bersua wajah dan pikiran.
Ternate, 14 Oktober 2011
Penulis
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pada proses perancangan, seorang
arsitek haruslah mampu memilih konsep yang sesuai dengan keinginan klien. Akan
tetapi seorang arsitek haruslah mampu memiliki kecakapan ilmu yang baik dalam
hal perancangan, sehingga bisa menawarkan ide dengan pertimbangan-pertimbangan
rasional yang menggunakan prinsip-prinsip arsitektural pada klien/user.
Untuk itu pengenalan terhadap bahan
bangunan pada seorang yang menekuni ilmu ini sangatlah penting. Agar dapat
menentukan bahan-bahan mana saja yang sesuai dengan rancangannya serta
mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Seperti, efesiensi, daya tahan, nilai
ekonomis dan lain-lain.
B.
Pembahasan
1.
Atap
Ketika
membangun rumah tinggal, pemilihan bahan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
kadang-kadang menjadi sulit karena kita tidak terlalu mengenali kelebihan dan
kekurangannya. Salah satu contohnya adalah ketika memilih bahan penutup atap
yang sesuai dengan kondisi rumah dan anggaran yang Anda miliki. Ada beberapa
jenis atap dilihat dari bahan yang dipakai, diantaranya :
-
Genteng dari tanah liat (kodok dan plentong).

Gambar 1. Atap genting dari tanah liat
-
Genting keramik
Jenis
ini mudah pengerjaannya dan tersedia dalam banyak pilihan bentuk, juga warna.
Sama halnya dengan genting tanah liat, genting keramik juga memberikan
kesejukan di dalam rumah Anda. Namun bahan ini relatif sulit diperoleh karena
umumnya hanya terdapat di kota. Genting keramik juga mudah pecah dan harganya
lebih mahal dan hanya bisa diperoleh di toko-toko bahan bangunan.
-
Sirap
Biasanya
orang menggunakan jenis atap ini karena mengandalkan unsur estetikanya, selain
juga membuat sejuk udara di dalam rumah. Minusnya, pengerjaannya tidak mudah,
sulit didapat, dam mudah terbakar.
-
Rumbia
Sama dengan sirap, atap rumbai dipilih karena faktor
estetisnya. Ruangan di dalam rumah juga jadi sejuk karenanya. Hanya saja pengerjaan atap jenis ini tidak
mudah, sulit diperoleh, mudah terbakar, tidak tahan lama, dan mudah bocor.
- Genting Beton
- Genting Beton
Kelebihan
genting ini adalah lebih kuat dan banyak pilihan warna. Pengerjaannya pun mudah
dan ruangan di dalam rumah lebih sejuk. Sayangnya, atap jenis ini berbobot lebih
berat, tidak mudah didapat, dan harganya lebih mahal.
- Genteng
Metal/seng
Pengerjaan
atap berjenis genting metal/seng mudah, kemiringan atap bisa curam ataupun
landai, dan tidak mudah bocor. Kekurangannya, genting ini tidak mudah didapat
dan harganya lebih mahal. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni
sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
- Plastik (PVC)
Jenis
atap ini juga mudah dalam pengerjaannya. Dia juga mudah mengikuti bentuk dan
sudut atap, dapat meneruskan cahaya matahari, dan banyak pilihan warna, serta
lebih murah harganya. Hanya saja ruangan di dalam rumah akan mnejadi panas dan
berisik jika turun hujan. Atap ini pun mudah berjamur, kusam, serta mudah
terbakar.
-
Asbes
Atap
asbes mudah dalam pengerjaannya. Harganya pun lebih murah. Namun atap ini
mungkin kurang sedap dipandang mata, mudah pecah, mudah bocor, dan suhu ruangan
di dalam rumah akan menjadi panas.
-
Genteng aspal
Material
genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran
bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di
pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada
rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup
disekrup pada balok gording yang ada pada rangka atap.
Atap
ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah
pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan
cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah
rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau
genteng kaca sesuai kebutuhan.
-
Atap polikarbonat
Atap
ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan
polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi
matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap
polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih
mahal dari atap lainnya.
-
Atap dak beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari
kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern
minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan
sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam
dengan pot.

Gambar 2. Proses pengerjaan atap dak
beton
Kebocoran
pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan waterproof pada
bagian atasnya.
2.
Dinding
Pada
supra struktur (dinding) terdapat beberapa penentuan dalam pemilihannya. Ada
yang dapat dilihat dari kualitas ketahanan dan ada pula dillihat dari efesiensi
serta nilai ekonomisnya. Olehnya itu dalam pemilihan bahan dalam pengerjaan
supra struktur ini, kita harus mengetahui kelebihan serta kekurangan dari bahan
yang hendak dipakai.
a.
Batu
bata
Batu bata
adalah sebuah bahan bangunan yang biasa dipakai sebagai dinding/wall yang
berada pada supra stuktur yang bertugas menyalurkan beban dari upper stuktur
pada sub struktur kemudian dilanjutkan pada tanah. Batu bata juga dapat dibuat
menjadi fondasi, akan tetapi hal ini hanya diperbolehkan pada bangunan yang
berada pada struktur tanah yang stabil serta bobot bangunan yang tidak terlalu
besar. Misalnya bangunan semi permanent.
-
Kekurangan
serta kelebihan batu bata (batako) dan hebel (beton ringan)
Perbandingan
Batu bata dan Hebel (beton ringan) .
Dewasa ini
bahan bangunan semakin beragam. Mulai dari pengganti bata dengan menggunakan
hebel atau plat lantai diganti menggunakan penutup yang berbahan ringan serta
untuk atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda-kuda maupun untuk reng
dan usuknya, tetapi saat ini masyarakat tren menggunakan baja ringa sebagai
pengganti kayu.
Untuk
dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata. Namun saat
ini orang sudah mengenal hebel ( beton ringan ). Sebenarnya beton ringan ini
sudah dipergunakan oleh masyarakat swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif
material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Kemudian pada tahun 1943
diJerman dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel. Dan di Indonesia sendiri hebel
mulai dikenal sejak tahun 1995.
Hebel atau
beton ringan untuk bahan adonannya antara lain terdiri dari pasir kwarsa,
semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang
(pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya
akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan
tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan
yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini
lantas dipotong sesuai ukuran.
Sedang
untuk batu bata batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata
pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata
merah konvensional dan bata press.

Gambar 3. Proses pembuatan batu bata
Terlihat
pada gambar diatas, pembuatan batu bata yang dilakukan secara manual dalam
proses pengeringannya. Untuk pembuatan batu bata ini, bahan dasarnya sangatlah sederhana,
yakni dari tanah liat. Kekuatan ikat dari batu bata ini sendiri tergantung dari
kualitas tanah liat yang dipakai serta pengeringan yang dilakukan.
Untuk segi ukuran batu bata 25 x 12 x 4,5 cm atau
lebih kecil beberapa centi. Sedangkan untuk hebel (batu bata yang terbuat dari
campuran semen dan pasir) ukuran lazimnya 20 x 60 x 10 cm atau tebalnya dapat
lebih kecil sedikit. Dalam penggunanan bata sebagai penutup dinding biasa
digunakan kurang lebih sekitar 85 buah.Sedang untuk hebel rata-rata digunakan
sebanyak 8,5 buah.

Gambar
4. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat
Apabila dilihat dari segi harga untuk satu buah batu
bata berkisar Rp 375,- / buahnya. Untuk hebel Rp 650.000,- /m3. Sehingga harga
satuan rata – rata Rp. 6.500,- / buah. Sehingga dalam 1m2 untuk batu bata
besar biaya Rp 375,- x 85 = Rp. 31.875,- ( diluar dari speci ).Dan untuk Hebel
dalam 1m2 adalah Rp. 6.500,- x 8,5 = Rp. 55.250,- ( diluar dari speci ). Memang
untuk hebel harga jatuh lebih tinggi. Namun dari segi berat untuk distruktur, hebel
lebih ringan dan lebih cepat pengerjaannya.
b. Kayu
Kayu adalah salah satu jenis bahan
bangunan yang biasa dipakai pada pembuatan dinding. Kayu sendiri dapat dibentuk
sesuai dengan kebutuhan. Misal, dijadikan papan atau tripleks.


Gambar 5. Dinding yang terbuat
dari tripleks
Akan tetapi dilihat dari daya
tahannya kayu yang biasanya dibuat sebagai dinding hanya untuk rumak semi
permanent saja. Oleh karena waktu pelapukan kayu itu sendiri relatif lebih
cepat dari pada dinding beton, apalagi bila bangunan yang menggunakan kayu ini
iklim sub-tropis seperti kita di Indonesia ini.
Kelebihan :
- Bahan Alami
yang dapat diperbaharui
- Kuat tarik yang
tinggi
- Dapat dibuat
dengan berbagai macam desain dan warna.
- Memberi efek
hangat.
- Bahan penyekat
yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.
- Dapat meredam
suara.
Kekurangan :
-
Mudah menyerap
air.
-
Mudah mengalami
kembang-susut
-
Kurang tahan
terhadap pengaruh cuaca.
-
Rentan terhadap
rayap.
c. BAJA
Baja bisa
juga dipakai sebagai bahan bangunan yang diposisikan sebagai dinding bangunan.
Biasanya baja yang dipakai pada dinding bangunan adalah baja ringan saja. Akan
tetapi untuk pemakaian dinding baja ini masih terbatas pada bangunan-bangunan
tertentu saja oleh karena harganya yang relatif
mahal juga menggunakan sistem pabrikasi sehingga untuk bentuk yang
diinginkan sulit didapat terkucuali memesannya langsung di pabrik. Dalam
pengerjaannyapun agak sedikit sulit karena membutuhkan teknisi dan alat-alat
tertentu, makanya tidak semua tukang dapat memasang dinding baja pada sebuah
proyek bangunan.

Gambar
6. Baja tipis yang biasa dipakai pada pembuatan dinding
Kelebihan :
-Kuat tarik
tinggi.
-Tidak dimakan
rayap
-Hampir tidak
memiliki perbedaan nilai muai dan susut
-Bisa di daur
ulang
-Dibanding
Stainless Steel lebih murah
-Dibanding
beton lebih lentur dan lebih ringan
-Dibanding
alumunium lebih kuat
Kekurangan :
-Bisa berkarat.
-Lemah terhadap
gaya tekan.
-Tidak
fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
d.
ALUMINIUM
Kelebihan :
- Mempunyai bobot
yang ringan.
- Kuat tarik
tinggi.
- Minim
perawatan.
- Tahan terhadap
karat.
Kekurangan :
- Mudah tergores.
- Lemah terhadap
benturan.
- Kurang
fleksibel dalam hal desain.
e. BAMBU
Pemakaian bambu pada dinding bangunan hanya bisa
dipakai bangunan semipermanent, bila dipaksakan untuk pemakian pada bangunan
yang bobotnya agak berat maka bambu hanya sebagai pelapis agar suhu dalam ruang
tidak terlalu panas.
Bambu yang dipakai pada dinding yang berfungsi
sebagai penyalur beban ke fondasi tidaklah terlalu efektif.

Gambar 7. Pemakaian bambu pada dinding
bangunan yang
dianyam secara zigzag
Kelebihan :
- Bahan Alami
yang dapat diperbaharui
- Sangat cepat
pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
- Pada berat
jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja
mutu sedang.
- Ringan.
- Bahan
konstruksi yang murah.
Kekurangan :
- Rentan terhadap
rayap.
- Jarak ruas dan
diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.

Gambar 8. Bangunan tradisional yang
menggunakan
bambu sebagai dinding
3.
Perkerasan
a. Keramik
Keramik adalah salah satu jenis
perkerasan yang sangat mudah untuk dijumpai saat ini. Kelebihan serta
kekurangan keramikpun tergantung pada jenis serta kelasnya. Salah satu
keunggulan keramik adalah nilai estetisnya.



Gambar 9. Keramik
b. Paving block
Material
paving block, ubin atau beton prefab, adalah beton yang dicetak dengan ukuran
tertentu, material ini sangat kuat dan tahan lama, namun coraknya hampir tidak
ada dan sangat jarang dibuat.
keunggulanya
dibandingkan lantai plester, lantai paving masih dapat menyerap air melalui
celah antar paving sehingga dapat mengurangi genangan air. Biasanya paving
sering dipakai untuk lantai outdoor atau jalan perumahan.
Paving block adalah jenis perkerasan
yang biasa dipakai pada pedestrian dan juga trotoar serta jalan taman dan
lain-lain. Akan tetapi paving juga dapat
dipakai dipakai pada lantai dalam ruangan seperti pada WC/kamar mandi akan
tetapi teksturnya lebig halus.

Gambar
10. Paving block dalam berbagai bentuk

Gambar
11. Paving block persegi panjang
c. Lantai
Dak Konvesional.
Pelat lantai
beton yang umum dilakukan pada saat ini menggunakan material utama yaitu besi
dan beton. Beton merupakan campuran dari semen, pasir, koral/batu split dan air
dengan komposisi tertentu.
Cara pengerjaan
sistem dak konvensional yaitu diawali dengan pembesiaan dan pemasangan cetakan
plat lantai beton. Cetakan lantai beton disangga oleh scafolding atau perancah
yang umumnya berupa bambu atau kayu dolken, tatakan atau cetakan biasanya dari
triplek atau papan yang dipasang didasar cetakan yang kemudian disangga oleh
scafoldinng atau perancah. Pembesiaan pada badan lantai dan kolom diikat oleh
kawat beton yang kemudian dicor secara bersamaan dengan merata.
Adukan beton
bisa dibuat sendiri secara manual atau dengan molen, bisa juga dengan
menggunakan Readymix yaitu adukan beton yang sudah jadi atu sering disebut
dengan beton curah. Untuk biaya pembuatan lantai dak beton konvensional ini
bervariasi tergantung dari kualitas dan pengerjaannya.
d. Lantai
dak Metal Komposit (floordeck)
Inovasi dari dack
beton yang merupakan penyempurnaan dari dak beton konvensional dan
merupakan pengganti bahan triplek untuk pengecoran beton yang ada dipasaran,
Floordeck memiliki kelebihan karena menggunakan material plat baja
galvanized yg didesign bertulang sehingga berfungsi ganda baik sebagai
pengganti triplek maupun tulangan negatif.
Floordeck lebih
mudah dalam pemasangan, baik pada konstruksi beton ataupun pada konstruksi
baja, dapat menghemat semen, bekisting dan perancah hingga 25 %. dari segi segi
biaya total lebih hemat sampai dengan 8% dibanding dak konvensional.
Sangat
efisien dalam waktu dan tenaga pemasangan dengan material yang benar – benar
kuat dan pekerjaan luas. Untuk kisaran biaya pemasangan lantai dak dengan
menggunakan floordeck berada dikisaran Rp. 410.000,-/m2
e. Lantai
Dak Keramik Komposit Beton
Keramik
komposit beton atau Keraton dan
mempunyai banyak nama dagang Dak Beton
Keraton atau Dak Keraton atau Bata Keraton dan lain-lain sebenarnya
merupakan pelat rusuk. Bentuk dan bahan pembuat keraton menyerupai balok bata,
tetapi bagian tengahnya berlubang-lubang. Lubang ini bukanlah sembarang lubang,
melainkan konstruksi yang sudah dihitung dengan tepat, sehingga membuat bahan
ini kuat digunakan sebagai pelat lantai. Keraton yang baik adalah campuran
tanah liat yang dipanasi sampai diatas 1000 derajat celcius.
Keberadaan
lubang atau rongga ternyata dapat mengurangi berat keraton dibanding beton
masif konvesional. Selain itu, penggunaan keraton juga dapat menghemat besi
beton hingga 70%, jika pemasangannya menggunakan teknik pelat satu arah
/one way slab. Dengan demikian konstruksi keraton merupakan struktur pelat
lantai bangunan bertingkat yang efisien, praktis dan ekonomis.
Dari aspek
biaya pembuatan lantai dak keraton berkisar diantara Rp. 400.000,-/m2 dengan
menggunakan keraton 10 cm dengan ketebalan jadi 12 cm dan untuk penggunaan
keraton 12 cm dengan ketebalan jadi 14 cm Rp.420.000,-/m2.
Jika kita
melihat perbandingan dari segi spek, tingkat efisiensi dan biaya masing masing
memiliki keunggulan tersendiri, hal ini tergantung dari tujuan dan luasan
pembuatan dak itu sendiri. pilihan tetap ditangan anda.
4.
Finishing
a. Cat
Cat adalah benda cair
yang dipakai dalam pewarnaan. Jadi apabila kita berbicara tentang cat maka
tidak lepas dari warna itu sendiri. Pada saat penentuan warna cat seorang
arsitek haruslah mampu bermain warna dengan cat ang ada. Ini adalah satu alternatif
untuk merubah suasana dengan biaya yang cukup murah. Jika sudah bosan maka kita
dapat menggantinya lagi sesuai dengan keinginan kita.
Dalam memilih warna
sebenarnya tidak ada aturan khusus karena semua disesuaikan dengan selera
masing-masing penghuninya. Ada yang senang dengan warna-warna “soft”
atau cukup dengan warna putih saja tetapi ada juga yang menyenangi warna-warna
gelap atau kontras. Yang jelas kebutuhan akan warna tersebut harus diselaraskan
dengan fungsinya.
Pada saat anda
menatap sebuah rumah, hal pertama yang menarik perhatian anda adalah warna (color
scheme) rumah tersebut, baru kemudian desain arsitektur bangunannya.
Sebagai salah satu komponen utama dari sebuah rumah, warna juga membawa
pengaruh baik buruknya kualitas rumah, desain rumah dan tampak bangunan
yang menarik, dan karakter ruang yang berpengaruh terhadap kejiwaan penghuni
rumah.
Penelitian
membuktikan bahwa pemilihan warna rumah yang tepat mampu memberikan beberapa
efek yang baik bagi penghuninya, menstimulasi, menenangkan, menenteramkan,
menjernihkan, menyembuhkan kesehatan fisik dan kesehatan mental penghuni.
Dengan pemilihan warna yang tepat, maka rumah dan juga ruangan-ruangan yang ada
didalamnya dapat di setting untuk menjadi tempat dengan aneka macam fungsi.
Psikologis
warna
Konon katanya,
warna merupakan pelabuhan aman dan murah bagi tambatan kesehatan jiwa kita.
Melalui eksplorasi warna, penghuni rumah dapat menciptakan karakter ruang yang
tenang, tenteram, cerah, stimulasi penyembuhan, dan spiritual. Kini teknik
terapi kesehatan dengan warna (color therapy) telah berkembang luas, mulai
dari rumah sakit dan klinik kesehatan, yang sudah tidak didominasi warna putih
lagi, hingga ke dalam ruang-ruang kamar pribadi.
Warna yang
tepat dapat menciptakan suasana yang menenangkan, menstimulasi, menyejukkan
atau memberi inspirasi bagi seluruh anggota keluarga. Dengan warna, penghuni
rumah dapat membangun rumah sebagai tempat melarikan diri, mengungsi, atau
sekadar menyendiri bermeditasi di tengah hiruk pikuk kehidupan kota
metropolitan.

Gambar
12. Pemilihan warna yang pas dapat menambah nilai estetika pada
bangunan
serta meninggalkan kesan tersendiri oleh orang melihat
Kepekaan
intuisi dalam memadukan
keselarasan warna mulai dari pagar, genteng atap, tampak luar bangunan,
dinding ruang dalam, pintu, jendela, plafon, perabotan (meja, kursi, lemari,
dipan, sampai vas bunga atau ornamen patung), dan jenis tanaman (bunga, daun,
dan buah) akan menyatukan atmosfer rumah secara keseluruhan. Perpaduan warna
senada pada seluruh bagian dan isi rumah akan menghasilkan keharmonisan, baik
untuk peningkatan kualitas kesehatan rumah maupun penghuninya.
Pemilihan warna
harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan fungsi masing-masing ruang. Warna dingin gradasi hijau dan biru
menciptakan efek menenangkan pada ruang kerja, ruang membaca, atau kamar tidur,
sesuai untuk penghuni aktif yang perlu “didinginkan”. Warna cerah gradasi
kuning, oranye, dan merah menstimulasi beraktivitas dinamis pada ruang
keluarga, ruang bermain, ruang tamu, dapur, teras, dan carport, sesuai untuk
penghuni pasif yang perlu “dirangsang”. Warna ungu yang bersifat menenangkan
dapat menstimulasi penyembuhan emosional penghuni rumah, yang bisa digunakan
pada ruang keluarga.
Warna-warna
bumi (earth tones) seperti hijau daun, coklat tanah, merah bata, abu-abu pasir
atau batu, ternyata kini lebih banyak diminati untuk menciptakan suasana yang
mendekati alam. Pemilihan gradasi warna coklat tanah pada ruang tamu dan ruang
keluarga, dengan warna gelap untuk lantai (simbol tanah/bumi), warna sedang
pada dinding dan perabotan kursi, meja, dan lemari (simbol pepohonan, bukit,
pegunungan), serta warna terang plafon (simbol langit) merupakan upaya
menghadirkan dunia luar ke dalam rumah. Suasana
alam yang tenang dan nyaman tersebut mampu menghilangkan stres.
Warna juga mampu
menciptakan ruang yang sarat makna spiritual. Kekuatan unsur warna putih
sebagai simbol kesucian dan kebeningan jiwa jika dipadukan dengan hijau dapat
meningkatkan terapi penyembuhan spiritual. Gradasi biru sebagai simbol air
(sumber kehidupan) juga dapat memberikan efek suasana tenang. Warna-warna
tersebut biasa digunakan ruang bermeditasi diri, mulai dari ruang shalat, kamar
tidur, hingga kamar mandi pribadi.
Spesifikasi
fungsi ruang mensyaratkan pemilihan
warna yang selaras dengan jenis kegiatan utama dan pemakai ruang tersebut.
Pemilihan warna berkisar pada warna primer merah, kuning, dan biru, warna
sekunder oranye, hijau, dan ungu, serta warna tersier yang merupakan
percampuran warna-warna primer dan sekunder.
Pilihlah warna
dengan tepat. Perpaduan
warna-warni yang sesuai kepribadian penghuni mampu meningkatkan energi,
kenyamanan dan kualitas kesehatan mental dan fisik penghuni. Bagi warga
metropolitan yang setiap hari terjebak kemacetan dan tekanan pekerjaan,
kehadiran warna begitu dibutuhkan untuk menghilangkan stres, depresi, frustrasi
dan ketegangan di rumah.
Sebelum menentukan
warna pilihan, pertimbangkanlah dahulu siapa yang akan menggunakan ruang
tersebut, berapa usia rata-rata pengguna, dan bagaimana karakter umum masing-
masing anggota keluarga. Sebagai contoh, kamar tidur utama orangtua, ruang
kerja atau ruang tamu dapat memilih warna lembut dan dingin, sedangkan kamar
tidur anak-anak, ruang bermain dan belajar, memanfaatkan warna terang yang
cerah ceria. Untuk ruang keluarga, ruang makan, dan dapur merupakan perpaduan warna
lembut dan hangat atau dapat pula memakai warna-warna bumi yang lebih netral.

Gambar
13. Penentuan warna yang pas pada ruangan meninggalkan
Kesan
serasi pada perpaduaannya
Efek
sumber cahaya alami maupun buatan terhadap tampilan warna perlu dipertimbangkan.
Sinar matahari (warna-warni) atau sinar lampu (putih/kuning) terhadap warna
akan menghasilkan
efek warna yang berbeda-beda, pada pagi, siang, sore atau malam hari. Warna
yang dipilih pun akan mempengaruhi kesan besar kecil ruang dan tampak bangunan.
Warna gelap akan membuat ruang terasa terbatas cenderung menyempit. Sebaliknya
warna terang memberi kesan lebih luas.
Tren warna bumi
mulai banyak digunakan pada tampak bangunan rumah. Penonjolan kusen jendela dan
pintu, serta atap carport kayu warna coklat di antara bidang coklat krem muda
dipadu kekokohan kolom beton dan tembok pagar masif abu-abu, membuat rumah
minimalis tampak harmonis dan kokoh. Sementara itu ada pula yang memakai
perpaduan warna hijau lumut dan abu-abu membuat rumah tampak dingin dan teduh.
Taman depan tampak mengimbangi unsur alami terhadap struktur bangunan rumah.
Aksen warna
biasa digunakan sebagai titik
fokus pandangan dalam suatu ruang. Warna yang dipilih merupakan warna
kontras dari warna dominan di dalam ruangan tersebut. Jika sebuah ruang tamu,
ruang keluarga, dan ruang makan didominasi warna cerah merah marun, kuning
gading atau oranye, maka aksen dapat memakai warna dingin hijau atau biru,
begitu pula sebaliknya.
Warna oranye
pada lantai, dinding dan perabotan, berpadu putih pada plafon, kusen pintu dan
jendela, akan menghadirkan suasana senja (sunset) yang penuh kedamaian dan
kesunyian yang memberikan efek menenangkan pada ruang keluarga atau kamar
mandi.
Warna gradasi
hijau sering digunakan untuk memperkuat kesan segar
dan alami dalam rumah, terutama pada ruang tamu, ruang makan atau teras
belakang. Hal ini dapat diperkuat dengan penataan taman depan dan atau taman
belakang dengan aneka tanaman bunga berwarna senada, serta peletakkan pot-pot
tanaman yang tersebar sejak teras depan hingga ke pojok ruang servis.
Pemakaian warna
merah, oranye, dan coklat pada ruang tamu, ruang kerja atau ruang keluarga,
dapat menciptakan
kesan romantis, eksotik, dan misterius yang memancing imajinatif siapa saja
yang memasuki ruang tersebut. Pajangan bingkai foto keluarga atau momen
istimewa lainnya, lukisan, dan tanda penghargaan pada dinding ruang tersebut
akan mempertegas warna-warni kenangan perjalanan hidup penghuni rumah.
Perpaduan warna
ceria merah, oranye, dan kuning, serta diselingi putih akan menghangatkan ruang
dapur bersih (pantry) yang menyatu dengan ruang makan dan “mengundang” penghuni
datang menyantap makanan bersama keluarga.
Jangan lupa
hati-hati memilih cat yang tersedia di pasaran. Pilihlah cat dengan merek
dagang jelas, berkualitas bagus, tidak mengandung bahan beracun (tertulis : free
toxic, no added mercury) dan memiliki pilihan warna asli yang
cukup banyak (bukan oplosan).
Bagi pengikut
feng shui yang fanatik, pemakaian warna dalam mendekorasi rumah mensyaratkan
batasan yang cukup ketat. Bagi yang moderat, mewarnai rumah merupakan wahana
eksplorasi karakter kepribadian diri dan Anda pun bebas mengekspresikan gairah
hidup sehat yang lebih baik dalam rumah.
b. Plamir
Plamir adalah jenis bahan bangunan
yang dipakai pada saat finishing, sebenarnya plamir ini sendiri bukanlah
finishing dalam arti yang sebenarnya karena setelah diplamir tembok masih harus
dicat kembali setelah permukaan plamir diratakan dan dihaluskan dengan kertas
gosok.
Kegunaan dari plamir ini hanya untuk
menutup pori-pori dinding agar pada saat pengecatan tidak terlalu boros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar