Selasa, 06 Maret 2012

Perancangan Kebun Binatang Kota Ternate

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.            Latar belakang
Dilihat dari letak geografisnya propinsi Maluku utara adalah daerah yang selain kaya akan rempah-rempah juga akan memeliki akan banyak keanekaragaman yang unik,baik itu dari segi budaya maupun dari segi keanekaragaman flora dan faunanya. Secara umum Maluku utara adalah daerah yang masi tertinggal dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun seiring dengan berjalannya waktu,ada beberapa sepsis flora dan fauna yang terancam punah,diantaranya adalah sepsis burung bidadari(semioptera wallacii)dikawasan hutan Halmahera ,burung kakatua putih (cacatua alba) kuskus mata biru (phalanger mata biru), kuskus gebe (phalanger alesandrae), kuskus obi (phalanger rothschildi) serta sepsis lainnya. Hal ini diakibatkan oleh seleksi alam ataupun ulah tangan-tangan manusia yang ingin mengambil keuntungan lebih dari alam tampa adanya plestarian serta pembidayaan kembali,contohnya penembangan liar yang mengancam habitat flora dan fauna serta perburuan sepsis hewan tertentu untuk dijual.
Oleh karena itu,untuk memproteksi flora dan fauna tersebut agar jangan punah maka dibutuhkan sebuah wada yang dapat menampung flora dan fauna khas Maluku utara dan tentu saja dengan mempertimbangkan habitat asli flora dan fauna tersebut.
Maka dari itu kebun binatang adlah sebuah solusi yang bias dipakai sebagai sarana penagkaran dan bias dijadikan objek wisata yang bisa dihasilkan nilai tambah bagi daerah baik dari segi financial maupun nonfinancial.selain dari pada itu kebun binatang ini bisa dijadikansebagai sarana untuk mempelajari flora dan fauna yang khas dimaluku utara. Sehingga para siswa,mahasiswa,para peneliti maupun masyarakat secara umum yang ingin mencari data-data mengenai hewan yang ada dimaluku  utara,dengan sendirinya tidak lagi membuang biaya yang mahal dan waktu yang terlalu lama untuk melakukan obserfasi lapangan kedalam hutan yang ada dimaluku utara utara akan tetapi mereka hanya tinggal berkunjung ke kebun binatang ini.

1.2.            Permasalahan
·         Bagaimana merancang kebun binatang di Maluku Utara sesuai dengan karakter flora dan fauna yang ada ?
1.3.            Tujuan dan sasaran
1.3.1.   Tujuan
Perancangan kebun binatang ini bertujuan sebagai penyedian wadah untuk melindungi flora dan fauna khas maluku utara agar tidak punah. Selain dari pada itu kebun binatang ini bisa dijadikan sebagai sarana edukasi bagi para pelajar,peneliti maupun masyarakat umum.
1.3.2.   Sasaran
Sasrannya perancangan ini ditujukan pada pelajar,mahasiswa peneliti maupun masyarakat umum sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai wadah rekreasi.
1.4.      Batasan masalah
·         Ditekankan pada lenscape dan dibatasi perancangan yang diarahkan pada displin ilmu arsitektur
·         Dibatasi flora dan fauna yang dilindungi yang terancam punah dan yang khas Maluku Utara.
·         Perancangan kebun binatang ini diprioritaskan untuk spesis-spesis burung langka yang ada di Maluku Utara.

1.5.         Rumusan masalah
            Adapun beberapa perumusan masalah yang berkaitan dengan perancangan kebun binatang ini yaitu:
·         Bagaimana merancang kebun binatang dengan displin ilmu arsitektur dengan penataan landscape yang benar dan estetis ?
·         Bagaimana merancang kebun binatang yang berfungsi sebagai wadah edukasi?
1.6.         Ruang lingkup permasalahan
          Membahas dan mengetahui satwa langkah yang terancam punah dan bagaimana penyediaan wadah penangkaran satwa-satwa tersebut yang berorientasi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan pemcahan masalah pada pendekatan arsitektural.

 
1.7.            Sistematika Pembahasan
Bab I   :   Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan  manfaat, batasan/ruang lingkup pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika pembahasan dan kerangka pikir.
Bab II :     Tinjauan Pustaka
Berisi uraian tentang pengertian dasar objek yang di rancang, pengertian objek secara filosofi dan dan fungsi umum, syarat umum arsitektur terhadap objek rancangan, studi komparasi dan kajian pustaka yang terkait dengan objek rancangan yang sejenis, Sajikan dalam bentuk gambar-gambar, foto dan sketsa dari hasil pendalaman pustaka, observasi lapangan dan internet.
Bab III  :  Metodologi
Menguraikan metode pendataan, spesifikasi struktur shell, spesifikasi site, spesifikasi massa ruang, metode atau teknik atau cara memuat analisis.
Bab IV :    Analisa dan Konsep
Konsep berisi tentang dasar-dasar pemikiran serta uraian transformasi dari suatu pemahaman teoritis kearah peluang rancangan objek arsitektur, konsep dasar, konsep pengembangan, keluaran dari hasil analisis berupa rekomendasi awal perancangan yang akan diterapkan pada rancangan.
Bab V  :    Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisi hal-hal yang berkaitan dengan spesifik dari hasil latar belakang, analisis/penjabaran konsep dasar yang akan diterapkan pada objek rancangan.

 1.8.            Kerangka Pikir

Ide Rancangan (Judul)
“Perancangan Kebun Binatang” 
Latar Belakang
-       Belum tersedianya fasilitas kebun binatang di Maluku Utara
-       Menciptakan sebuah sarana rekreasi sekaligus edukasi bagi masyarakat dengan tema lingkungan hidup.
Masalah
Bagaimana merancang kebun  binatang sesuai dengan karakter flora dan fauna yang ada ?
Pengumpulan Data
studi

LITERATUR/Data Sekunder
·         Data jenis-jenis kebun binatang
·         Studi banding/komparasi
·         Literatur

SURVEY/Data Primer
·         Peta Lokasi
·         Kondisi Eksisting
·         Kumpulan Gambar Survey
·         Data Lokasi dan Kelayakannya

 

ANALISIS  DATA

 PERANCANGAN





KONSEP


Skema 1.1. Kerangka Pikir




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.      Tinjauan Kebun Binatang Umum
1.1.2.   Pengertian Kebun Binatang di Ternate
Pengertian-pengertian berikut :Pengertian Multimedia Center di Ternate diurai berdasarkan
·         Perancangan              : adalah pengaturan segala sesuatu untuk
kerangka kerja (Kamus Lengkap Bahasa    Indonesia, 2003)
·         Kebun binatang         : adalah tempat untuk pemeliharaan hewan –
hewan yang langka dan untuk memproteksi. (Danu Prasetyo dan Pius Abdillah, 2005).
·         Di                               : Kata perangkai yang menyatakan ada pada
suatu tempat, (Kamus Lengkap Bahasa Indonesa, 2003)
·         Ternate                       : Merupakan salah satu kota di Provinsi Maluku
Utara, Indonesia, dengan latar belakang sejarah  memiliki peran penting untuk jalur perdagangan internasional. (Ensiklopedia Indonesia, 1999).
Pada SK Menteri Kehutanan No. 479/Kpts-II/1998 disebutkan kebun binatang adalah wadah yang bertujuan sebagai tempat pemeliharaan atau pengembangbiakan satwa liar di luar habitatnya agar satwa tersebut tidak punah.Arti sebenarnya fungsi utama kebun binatang adalah untuk konservasi satwa.Hal ini dipertegas oleh banyak orang yang bekerja di kebun binatang yang selalu mengatakan bahwa fungsi kebun binatang adalah sebagai tempat konservasi dan pendidikan. Dalam lampiran instruksi Menteri Dalam Negeri juga disebutkan tujuan dari taman satwa (kebun binatang) adalah untuk melestarikan satwa tersebut dengan mengembangbiakannya yang mempunyai fungsi konservasi, pendidikan, penelitian dan sarana rekreasi.
Dan juga Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, bahwa kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat.
Sementara itu batasan pengertian kebun binatang (taman satwa) menurut PKBSI (Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia) adalah :
1. Suatu tempat atau wadah yang berbentuk taman dan atau ruang terbuka hijau dan atau jalur hijau yang merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara kesejahteraan dan memperagakan satwa liar untuk umum dan yang diatur penyelenggaraannya sebagai lembaga konservasi.
2. Satwa liar yang dikumpulkan dalam wadah kebun binatang (taman satwa) adalah satwa liar yang dipertahankan kemurnian jenisnya dengan cara dipelihara, ditangkarkan diluar habitat aslinya yang dilindungi dan tidak dilindungi oleh Peraturan Perundang-undangan.

1.2.      Tinjauan Khusus
Pada objek rancangan kebun binatang ini terdapat spesis-spesis yang menjadi prioritas yakni spesis unggas (burung) khas Maluku Utara.Untuk merancang sebuah kebun binatang sangat penting untuk kita mengkaji lingkungan hidup spesis-spesis yang ingin kita tangkarkan atau biasanya disebut dengan lingkungan habitat mahluk hidup.
Dalam mempelajari spesis hewan-hewan tertentu sangatlah penting untuk mengetahui hubungan antara spesis hewan tersebut dengan habitatnya (Nurwatha, 2000).
Untuk spesis-spesis burung di kawasan Wallacea (Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara) dapat diklasifikasikan dalam 18 habitat, yakni : (1) samudera, (2) perairan di pedalaman, (3) pulau-pulau lepas pantai, (4) pantai, (5) mangrove (6) hutan yang dipengaruhi pasang surut, (7) perkebunan kelapa, (8) hutan rawa, (9) rawa payau dan danau, (10) persawahan, (11) padang rumput, (12) semak belukar, (13) padang savana, (14) hutan pamah monsun, (15) hutan sekunder dan pinggiran hutan, (16) hutan pamah (17) hutan pegunungan, (18) padang rumput alpin (Coates dan Bishop, 2000).
Habitat-habitat di atas adalah habitat asli dari spesis burung yang ada di Maluku Utara.Yang dengan data-data tersebut dapat dirancang habitat buatan dalam sebuah wadah (kebun binatang) sehingga tidak mempengaruhi originalitas karakter hewan-hewan yang inggin ditangkarkan.Dan nuansa alampun dapat kita bawa dalam objek rancangan ini untuk kepentingan pendidikan, penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari spesis unggas yang ada di Maluku Utara terdapat beberapa spesis unggas yang tergolong langka dan dilindungi oleh undang-undang, di antaranya :

No
Nama burung
Nama Latin
Lokasi
Makanan
1


2


3


4


5


6


7

Kasuari


Burung Bidadari


Kakatua Manila


Rangkong


Gangsa Batu
Kaki Merah

Bintayong Besar


Burung Gosong
Casuarius
casuarius

Semioptera
wallacii.

Cacatua goffini.


Rhyticeros
leucocephalus.

Sula-sula


Fregata minor


Megapodius reinwardtii
Hutan lebat


Hutan lebat


Hutan primer & sekunder

Hutan dataran
rendah

Daerah pantai


Pulau-pulau
terpencil

Hutan belukar
Buah & hewan kecil.

Buah & serangga.


Buah, biji-bijian & jagung.

Biji-bijian.


Ikan.


Biji-bijian.


Serangga.
Sumber : Dinas Kehutanan Kota Ternate

 
1.3.            Klasifikasi Kebun Binatang
Dalam mengklasifikasikan kebun binatang tidak terlepas dari sejaah perkembagan kebun binatang itu sendiri.Kita dapat dengan mudah membagi era dalam desain kebun binatang ke dalam tiga kategori umum yakni :Kebun binatang sebagai Penjara (pertengahan 19 sampai akhir abad 19), Kebun binatang sebagai galeri seni atau gerakan modernisme (awal hingga pertengahan abad ke-20) dan Kebun binatang sebagai fasilitas konservasi dan pendidikan.
1.3.2.      Kebun binatang sebagai penjara bagi hewan (pertengahan abad ke-19 sampai akhir abad ke-19)
Gambar di bawah adalah contoh rancangan kebun binatang pada Abad 19 (masa pencerahan dan era romantisme), dimana keindahan adalah nilai maksimal dan pemahaman kita, alam hanya menjadi ilmu.Sains saat ini adalah semua tentang klasifikasi dan perbandingan (Baba Dioum, 2000).
1.3.3.      Kebun binatang sebagai galeri seni atau gerakan modernisme (awal hingga pertengahan abad ke-20)
Pada periode ini para pakar yang mengklasifikasi spesis hewan diantaranya Linneaus dan Darwin yang kemudian menjadi aikon-aikon ilmiah yang mempelopori hal tersebut.Pada Kebun Binatang di London pada tahun 1828 dan Philadelphia Zoo pada tahun 1874.Kebun binatang awalnya didasarkan pada misi ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan, tapi sekarang telah berkembang sebagai tempat untuk bersosialisasi. Dengan demikian, keseimbangan antara keindahan dan klasifikasi telah menjadi topik utama dalam perancangan kebun binatang ini.


Gambar 1.3 Contoh Kebun binatang sebagai Galeri Seni
Perancangan kebun bianatang pada masa ini lebih beorientasi pada pengoleksian hewan-hewan.Nampak dalam gambar, perancangan kebun binatang pada era ini, terdapat banyak ruang-ruang tertutup sebagai ruang koleksi dari spesis-spesis binatang yang ada.Dan pada spesis hewan tertentu, pengelolah biasa mengambil inisiatif untuk diawetkan sebagai karya koleksi dari kebun binatang ini.(Baba Dioum, 2000).
Dalam masa pada perkembangan ini, dunia sedang mengalami beberapa perang. Sehingga kajian-kajian dengan topik mengenai alam menjadi jauh kurang penting, akan tetapi romantisisme masih ada. Maka dari itu berpengaruh terhadap perkembangan rancangan kebun binatang itu sendiri.
Selama ini, kebun binatang mengadakan nilai yang sama seperti galeri seni. Carl Hagenbeck menerapkan teori ini pertama.Keinginannya lebih untuk membuat lanskap hidup Romantis, daripada menciptakan alam untuk kepekaan moral.Gaya ini jelas tertangkap, tetapi umumnya menjadi populer pada waktu itu.
Dengan baik Romanticism dan gaya Modernisme berlimpah dalam jangka waktu ini, desain kebun binatang lebih tentang membuat sebuah galeri seni daripada sebuah rumah yang bertanggung jawab untuk hewan. Menariknya, karena meningkatnya perhatian terhadap kesehatan, harapan hidup hewan tawanan 'itu meningkat hampir ke tingkat saat ini.Satu-satunya hal yang mereka tidak terjawab adalah aspek kesehatan mental habitat.
1.3.4.      Kebun binatang sebagai fasilitas konservasi dan pendidikan
(abad ke-20).
Sejak pertengahan abad ke-20, masyarakat kita telah mengembangkan rasa yang kuat kesadaran lingkungan dan hak asasi manusia etika, yang akhirnya memberi jalan untuk hak-hak binatang juga.Pada tahun 1950, Hediger menulis "di Penangkaran Hewan Liar" yang membuka mata orang terhadap gagasan praktek peternakan dan desain pameran berdasarkan sejarah alam dan hewan. Dengan kemajuan dalam perawatan kesehatan  hewan di penangkaran mulai diperhatikan bentuk fisik maupun kesehatan mentalnya.
 Sekat-sekatpun diminimalkan, hanya ada sekat untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu misalnya sekat antara hewan dengan pengunjung dan hewan yang tidak bisa dibaurkan seperti hewan karnivora dengan hewan herbivora (Baba Dioum, 2000).
Banyak yang akan menilai prestasi, kesehatan, dan keutuhan institusi kita berdasarkan apa yang mereka lihat, mendengar dan sebaliknya pengalaman dalam kunjungan ke kebun binatang yang relatif singkat. Meskipun mereka cenderung paling segera merespon penampilan hewan dan perilaku daripada pengaturan.Lingkungan hewan dapat memiliki dampak yang mendalam pada emosi pengunjung kami dan makna yang mereka bangun.Bentuk arsitektur dari kurungan, simbol dominasi manusia, dan pandangan masyarakat sekitar binatang dapat mengalihkan perhatian pengunjung dan memperkuat hubungan psikologis antara manusia sebagai penculik dan hewan sebagai tawanan.
Meskipun, garis warna, tekstur bentuk, dan gerakan dari binatang mungkin inheren menyenangkan mata kita, akan tetapi mereka juga perlu beradaptasi untuk hidup di lingkungan tertentu. Pengetahuan tentang lingkungan ini pada akhirnya meningkatkan pemahaman kita dan apresiasi terhadap hewan dan bahkan dapat membuat mereka tampak lebih indah.Banyak usaha masuk ke dalam mempelajari habitat alami binatang itu.Hal ini paling cocok untuk menyarankan bahwa kita dapat menciptakan atau meniru habitat alam, atau setidaknya kita bisa mewakili mereka, perkiraan mereka, atau membayar upeti rendah hati kepada mereka.Salah satu tujuan perancangan kebun binatang adalah untuk menekankan hubungan yang tak terpisahkan antara kelangsungan hidup spesies hewan terhadap lingkungan buatan dengan habitat liar mereka.Tren dalam desain datang dan pergi, pasang surut pendapat, tetapi sifat abadinya adalah “Alam tidak pernah keluar dari gaya.” (Lee Ehmke, 2002) 

1.4.   Tinjauan Fasilitas
Dalam perancangan objek kebun binatang ini, fasilitas yang akan menunjang aktifitas ada beberapa kategori, diantaranya:
1.   Fasilitas Primer       : Fasilitas primer terdiri dari, ruang karantina hewan,
ruang pakan hewan, ruang pengelolah, labolatorium dan sarana utilitas.
2.   Fasilitas akomodasi : fasilitas yang disediakan sebagai saranapendukung.
3.   Fasilitas penunjang: fasilitas yang disediakan untuk menunjang semua
aktifitas yang berlangsung dilokasi. Seperti, WC, ruang P3K dan lain-lain.
1.5.      Konteks Rancangan Objek
Menyadiakan suatu objek rancangan yang mampu menjawab kebutuha masyarakat akan adanya fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan dimana objek ini untuk menghadirkan rancangan sebagai wiasata alam di Maluku Utara. Konteks dari perancangan ini ditekankan pada fungsi arsitektur dengan menggunakan konsep fungsi arsitektur yang mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
·         Konteks perwadahan
Menampilkan suatu bentuk yang fungsional dan mampu mewadahi kegiatan pada objek rancangan.
·         Konteks lingkungan fisik
Diperlukan untuk memperhatikan faktor Alam agar bangunan harus bersesuaian dengan lingkungan.
·         Konteks penapilan bangunan
Menghasilkan dan menampilkan bentuk yang artistik dan keharmonisan antara pembanguanan bentuk maderen dan tradisonal. 

1.6.   Fungsi objek
Fasilitas ini  sebagai wadah pemeliharaan, penampungan hewan berupa burung yang memiliki fungsi antara lain:
1.            Sebagai fungsi perwadahan
Objek ini diharapkan dapat menampung berbagai kegiatan  (aktifitas) yang berlangsung pada objek yang menjadi tujuan perancangan dari objek ini sendiri.
2.            Sebagai fungsi estetika
Dari objek ini diharapkan bisa dijadikan sebagai icon kota yang berorientasi pada nilai-nilai edukatif dan rekreatif dengan tema pokoknya adalah alam.Seperti  yang dikatakan oleh Lee Ehmke (2002) “Alam tidak pernah keluar dari gaya.”
3.            Sebagai fungsi promosi
Fungsi promosi ini dimaksudkan untuk rancangan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri dari daerah ini, sehingga dapat menjadi sarana pengenalan daerah ini kepada daerah lain.


 

1.7.            Studi kasus
Studi kasus yang dilakukan terhadap objek arsitektural yang memeliki beberapa kesamaan dengan objek yang direncanakan. Karya-karya arsitektural yang dijadikan objek pembanding adalah sebagai berikut :
1.7.1        Bali Bird Park (Taman Burung Bali)
Bali bird park dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995, taman burung itu terus dikembangkan dan ditambah koleksinya. Tak kurang dari 1.000 ekor burung dari 250 spesies unggas terdapat di situ.Wisatawan bukan hanya bisa menikmati pesona burung-burung yang ada, melainkan dapat pula melihat pengembangbiakan burung sejak dari telur sampai menetas, saat-saat burung diberi makan, bahkan berfoto bersama sejumlah burung eksotis di tempat itu.
Para pengunjung akan  menikmati taman tropis yang menyerupai habitat burung aslinya. Meliputi dua hektar lanskap botani, taman menyediakan tempat untuk hampir 1000 ekor burung dari 250 spesies yang berbeda.
Tidak hanya taman burung, ada Bali Reptil Park di depan Bali Bird Park. Taman ini menyajikan koleksi suatu varietas reptil. Tidak perlu membayar biaya tambahan karena harga Bali Reptil Park yang termasuk dalam taman burung. Taman ini bisa menjadi tempat pariwisata hanya di Bali yang menawarkan reptil langka seperti komodo, buaya, kadal, ular, untuk katak. Mereka memiliki python 8 meter, yang merupakan salah satu ular terbesar di penangkaran. Taman mencakup wilayah udara terbuka dimana para tamu didorong untuk berinteraksi dengan iguana jinak, monitor air, monitor buaya, dan kura-kura. Jika Anda telah merencanakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Ubud atau Gianyar, jadi pastikan bahwa kedua taman yang termasuk dalam daftar Anda. Anda hanya membutuhkan sekitar 30 menit dari Denpasar atau Kuta Beach .
Lokasi
Keterangan: Berlokasi di Singapadu, Gianyar, Bali Bird Park ( Taman Burung Bali) merupakan salah satu tempat wisata favorit khususnya bagi keluarga dan anak-anak. Kawasan Taman Burung ini terkenal akan koleksi burungnya yang langka dan merupakan ikon Bali, Jalak Bali ( Starling) .

Volume dan masa bangunan
Jumlah pengunjung taman burung yang memiliki koleksi sekitar 1.000 satwa jenis unggas dari 250 spesies itu normal berkisar 200-250 orang, sementara pada waktu libur dan  akhir pekan ini melonjak berkisar 400-500 wisatawan per hari. Pengunjung taman burung berasal dari berbagai negara, pengunjung wisatawan asal Rusia mencapai 30% dan wisatawan asing lainnya dari berbagai negara seperti kawasan Eropa, Asia dan Australia sekitar 40% .
Taman burung itu juga dilengkapi dengan restoran, kafe, dan toko yang menjual berbagai cenderamata yang berkaitan dengan burung.


1.1.Gambar prespektif ruang bioskop mini 4D
Terlihat diatas gambar sebuah objek yang menjadi salah satu icon bangunan dilokasi taman burung Bali dan menjadi karakter tersendiri dengan konsep modern yang estetis tapi menjadi simbol dari analogi burung yang dimetamorfosis sedemekian rupa. Ruangan ini sengaja buat untuk pengunjung sebagai fasilitas penunjang. Dimana pengunjung juga dapat menonton Burung Prey Live Show, selain itu anda juga dapat menonton Cinema 4D yang menyajikan film-film tentang kehidupan burung di 4D format. Taman ini juga mengakomodasi layar flora dengan lebih dari 2.000 tanaman tropis termasuk lebih dari 50 varietas telapak tangan sendiri dan menarik banyak kupu-kupu. Ruang karantina burung yang menjadi bangunan prioritas dari taman ini.
  
Spesis yang ditangkarkan
Salah satu burung yang dianggap paling berharga di taman ini adalah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi). Tidak hanya Jalak Bali, Anda juga dapat menemukan jawa Hawk-Eagle (Nisaetus bartelsi), burung Cenderawasih dari Papua, dan beberapa burung dari benua lain seperti Scarlet Macaw, toucan, dan Kongo Grey Parrot dari Afrika.



1.7.2        Kuala Lumpur Bird Park (Taman Burung Kuala Lumpur)
Taman burung ini didirikan pada tahun 1991.Taman BurungKuala Lumpur dikenal di seluruh dunia sebagai“The world’s Largest Covered Bird Park”atau “The World’s Largest Free Flight Aviary”(sumber : www.expat.com.my).
Taman ini merupakan rumah bagi lebih dari 3.000 burung dari sekitar 200 spesies burung lokal dan dari berbagai belahan dunia. Dengan luas sekitar 20,9 hektar, daerah lembah hijau ini memberi sajian menarik dan tidak monoton kepada pengunjung dengan aneka warna-warni burung, baik bulu maupun kicauannya.Salah satu fitur Taman Burung paling menarik adalah semua burung dibiarkan bebas di kandang burung yang menyerupai habitat alami. Dengan konsep “terbang bebas”, burung bisa berkembang biak secara alami di taman burung berkonsep unik ini.
Lokasi
Lokasi taman burung ini berada sekitar 10 menit perjalanan berkendaraan dari pusat kota Kuala Lumpur. Lokasi ini sangat strategis dan kebutuhan lahannyapun mencukupi bila maih ada pengembangan berikutnya.
Spesis yang tangkarkan
-          Ardeola merupakan sebagian anggota famili burung bangau atau burung blekok yang banyak mampir di persawahan. Burung itu memiliki habitat asli di rawa-rawa yang dangkal di Asia Tenggara. Burung bermata dan berkaki kekuningan itu mempunyai warna yang mencolok ketika musim kawin, dan cenderung cokelat di luar musim itu.
-          Chattering lory Lorius garrulus, banyak terdapat di kawasan Timur Indonesia. Burung ini endemik Maluku yang sejak dahulu banyak diperdagangkan. Saat ini burung berwarna mencolok itu dilindungi karena termasuk spesies yang terancam. Kasturi ternate itu biasanya berpasangan, ada kalanya berkelompok hingga 10 ekor di pohon. Selain itu mereka mudah didekati, aktif, dan suka bermain.

-          Pergam hijau Ducula aenea mempunyai habitat di hutan. Burung kerabat merpati itu berasal dari Asia selatan, yaitu dari India Timur sampai Indonesia. Telur burung pergam hijau atau green imperial pigeon mempunyai cangkang yang keras.


-          Burung pergam laut Ducula bicolor bertempat tinggal tersebar di pulau-pulau kecil, pesisir, hutan bakau, dan rawa daratan Asia Tenggara. Kerabat burung dara itu biasanya ditemukan dalam kelompok dengan jumlah besar. Pakan burung pergam laut terdiri dari aneka buah-buahan dan ficus dan banyak dipelihara sebagai klangenan.

-     Rose ringed parakeet merupakan spesies yang tak bermigrasi. Ia mudah beradaptasi di daerah yang ramai. Oleh karena itu ia bisa bertahan terhadap urbanisasi dan deforestasi. Burung di foto ini istimewa pada birunya yang mencolok.Umumnya burung ini berwarna hijau atau kekuningan. Pssitacula krameri itu banyak ditemukan di Mauritius.

-          Scarlet ibis merupakan burung yang unik karena warna scarlet (merah semu jingga) merata yang dimilikinya di seluruh tubuh, kecuali paruh yang agak kehitaman. Eudocimus ruber itu banyak mendiami kawasan tropis di Amerika Selatan, juga di Trinidad dan Tobago.
-          Spot billed pelican merupakan anggota keluarga pelikan. Saat ini keberadaannya mulai langka akibat gangguan manusia. Seperti burung pelikan lainnya, Pelecanus philippensis ini juga menangkap ikan dengan paruhnya yang besar. Spot billed pelican banyak hidup di perairan pantai, terutama yang dangkal. Jenis ini termasuk burung yang dianggap IUCN (International Union for Conservation of Nature) mulai terancam pada 1972. 322

1.7.3. Taman burung TMII (Taman Mini Indonesia Indah)
Awalnya Taman Burung hanya memiliki satu kubah yang dibangun tahun 1975 dan diresmikan tanggal 19 Agustus 1976, namun kemudian dikembangkan menjadi sembilan kubah dan diresmikan pada tanggal 27 April 1987. Dari segi penangkaran dan pelestarian, taman ini telah berhasil mengembangbiakkan lebih dari 100 jenis, di antaranya sekitar 30 jenis merupakan jenis-jenis yang dilindungi dan langka. Untuk menjaga kesehatan hewan koleksi, taman dilengkapi sarana karantina sebagai tempat memisahkan burung-burung yang sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif oleh orang-orang yang mempunyai keahlian.
Lokasi
Lokasi taman rekreasi ini tepat berada di Cipayung, Jakarta Timur dan untuk taman Burung terletak di bagian belakang kawasan TMII berdekatan dengan Pusat Peragaan IPTEK, menempati lahan seluas 6 hektar termasuk fasilitas umum berupa tempat parkir yang cukup luas.
Taman Burung berfungsi juga sebagai loka-bina masyarakat perburungan, sehingga taman ini sering dijadikan ajang lomba burung, lomba bagi anak-anak dan siswa untuk mengenal lebih dalam mengenai burung, serta tempat penelitian bagi para mahasiswa.
Volume dan masa bangunan
Masa bangunan pada area ini hampir tidak sama sekali hanya ada beberapa ruang karantina burung dan selebihnya adalah ruang terbuka yang mengimitasi konsep alam secara natural.
area belakang ini didominasi oleh green space dan kali buatan. Sedangkan untuk ruang lainnya hanyalah ruang karantina burung dengan menggunakan sistem  shell yang dengan berbahan dari baja tipis dan kawat halus sebagai pembatas antara ruang karantina dengan ruang lainnya sehingga burung-burung yang ditangkar dapat diproteksi semaksimal mungkin
Spesis yang tangkarkan
Koleksi burung yang ada di sini merupakan yang terlengkap di Indonesia, terdiri atas 312 jenis dengan jumlah mencapai ribuan ekor, baik yang berasal dari Indonesia Bagian Barat maupun Indonesia Bagian Timur, di samping sebagian dari mancanegara. Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo, Rangkong, Beo, Burung Onta, dan Onagadori merupakan beberapa koleksi yang menarik.


 BAB II
METODOLOGI
1.1.Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompk manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas pemikiran yang terjadi pada masa sekarang yang bertujuan untuk untuk memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akuat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (M. Nasir, 1999)
Kemudian dari tipe penelitian ini menentukan kualitas data yang dipilih dan dianalisis secara objektif sehingga kualitas data tersebut menjadi indicator dalam hal mendeskripsikan dan mengidentikasi permasalahan yang terkait dengan masalah yang diteliti untuk menggambarkan keadaan tentang kebun binatang serta mencari model perancangan yang tepat sesuai dengan hasil analisis data, konsep dengan berpatokan pada standar yang ada.
1.2.Lokasi penelitian
Penelitian ini berlokasi dikota Ternate. Lokasi penelitian adalah tempat atau sasaran dimana peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengumpulkan data terkait rancangan kebun binatang ini. Dengan  cara-cara yang distandarkan sesuai dengan metode penelitian ilmiah yang ada.
1.3.Waktu penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk pengumpulan data terkait judul ini mulai dari tanggal 18 Mei samapai dengan selesai sesuai dengan schedule dan akan melakukan tinjaun lapangan kembali apabila terjadi kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data sebelum deadline waktu yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah ini habis.
Seorang peneliti harus membagi waktu penelitiannya dalam bentuk schedule penelitian agar dalam pelaksanaan penelitian atau target waktu yang dibutuhkan dalam suatu penelitian sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan. (S. Nasition, 2007).

1.4.Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah subjek yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang masalah atau fenomena yang akan diteliti, diantaranya adalah :
1.      Perancangan kebun binatang yang berada di wilayah beriklim sama dengan
kota Ternate yakni, iklim tropis.
2. Jenis-jenis hewan yang ada di Maluku Utara terutama sepsis unggas.
3. Lokasi dimana perancangan ini ditargetkan, yang terdiri dari : analisa site, data kontur, topografi, volume lahan, view, utilitas dan lain-lain.

1.5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpalan data merupakan suatu yang sangat penting dalam penelitian, karena berkaitan dengan cara-cara peneliti untuk mengmpulkan data-data yang akan menjadi bahan kajian dan dikelolah, dibandingkan serta dianalisis menjadi hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang diantaranya :
1. Pengamatan atau abserfasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan terhadap lokasi perancangan.
2.       Penelusuran literature yang berkaitan dengan kebun binatang terutama taman burung yang berada di wilayah yang beiklim sama dengan lokasi perancangan.
3.      Teknik dokumentasi, yaitu alat yang dibuat peneliti dalam bentuk foto sebagai pelengkap data untuk mendukung data penelitian.
Berdasarakan teknik pengumpulan data diatas, dalam rangka mencari tujuan penelitian secara ilmiah maka penulis menggunakan kajian dan tinjauan pustaka dengan mengambil sejmlah literature sehingga dapat mendukung sumber data yang diperoleh.
3.1.Teknik Analisa Data
Penulis dalam hal teknik menganalisis data dengan menggunakan teknik kualitatif yakni data yang diperoleh dianalisis dengan menggankan standar yang diperoleh dari referensi yang didapat kemudian ditarik kesimpulannya.